Jumat, 24 September 2010

Menjaga Sang Cinta


Seorang sahabat mengalami kemuraman mendalam. Sahabatku merasa pasangannya tidak mengerti dirinya. Betapa sahabatku ini mencintai sang pasangan. Berkali-kali kesempatan telah diberikan. Berkali-kali penjelasan telah diberikan. Berkali-kali janji telah dilontarkan. Berkali-kali komitmen telah dibuat. STOP. Saya harus hentikan disini. Komitmen yang dilanggar adalah bukan komitmen. Komitmen harus diperjuangkan dan seluruh hidup diserahkan pada komitmen. Komitmen yang dilanggar telah turun kualitasnya menjadi hanya sebatas kata-kata.
Kembali kepada sahabatku. Apa yang terjadi pada sahabatku dan pasangannya pernah terjadi pada setiap kita khan? Aku katakan kepada sahabatku, Anda tidak sendirian. Membangun hubungan adalah proses bukan tujuan akhir. Dan menjaga cinta sendiri dan pasangan ada caranya karena yang kita hadapi adalah manusia, makluk kompleks ciptaan Tuhan yang luar biasa. Jadi teringat sebuah analogi....

Menjaga sang cinta
Menjaga cinta seperti menjaga air dalam telapak tangan kita.
Jika kita merasa sangat membutuhkan air itu dan ingin menjaganya, cara paling tepat adalah dengan memberikan ruang, tempat, menjadi wadah bagi sang air. Merapatkan jari - jari, merapatkan hati kita sendiri untuk percaya sepenuhnya pada sang air untuk tidak meninggalkannya. 
Sebaliknya 'kepanikan' atau 'ketakutan' akan kehilangan sang air dengan menggenggamnya erat, meremasnya dengan gairah tidak biasa justru akan membuat kehilangan sang air. Ia akan tumpah kemana-mana, pergi. Dan pada saat haus, tidak ada air lagi untuk melepas dahaga atau bahkan sekedar membasuh bibir dan jiwa yang kering.

Saya katakan kepada sahabat saya. Nikmati prosesnya, ciptakan ruang dan waktu...bukan hanya untuk pasangannya tapi juga buat sahabatku. Sebuah hubungan atau relationship harusnya bukan menjadi beban tapi harus dirasakan sebagai satu anugerah. Karena itu sebuah anugerah, tergantung bagaimana kita 'mengelolanya' dan mensyukurinya. Mudah diucapkan tidak mudah dilakukan bukan? Tanyakan pada hati yang paling dalam mengenai kebenaran ungkapan itu. 
Sahabat, membangun hubungan, membangun komitmen adalah proses. Jika pasangan Anda tidak bisa menikmatinya, mulailah dengan Anda yang menikmatinya. Iringi dengan doa dan lihat hasilnya. Anda akan terkejut gembira melihat jerih payah Anda. Berikan ruang dan waktu kepada hubungan Anda, pasangan Anda, berikan wadah bagi dalam hati, pikiran dan tindakan Anda. Sekali lagi lebih mudah mengatakannya ketimbang melakukannya. Tapi setidaknya layak untuk di coba.

Sumber : gambar

Kamis, 23 September 2010

Karena CInta atau karena komitmen, Ipung tidak melakukannya...




Mei melompat riang turun dari mobilnya. Langkah-langkah kecilnya mengikuti nada pendek lagu yang disenandungkannya. Rambutnya yang kemerahan sebahu terlempar kesana kesini. "Aku akan menyayangi Ipung selamanya. Apapun akan aku lakukan demi kebaikannya. Aku yakin dia untukku," entah itu lagu atau karangan Mei sendiri. 

Beberapa jam sebelumnya...

Siang sudah jauh meninggalkan ubun ubun. Matahari sudah condong ke barat sehingga bayangan meregang ke arah timur. Jam menunjukkan pukul 5 waktu Indonesia bagian barat. Mei berjalan menelusuri beberapa toko di pusat perdagangan kotanya. Ia baru saja menyelesaikan kelas gymnastic yang setiap 2 hari rutin dikunjunginya. Tangannya mencari kunci mobil di dalam tasnya. Tas yang berisi seluruh dunia. Ya, bayangkan dari peralatan make up hingga mp3 player, camera digital dan bando yang tidak cuma satu. Tiba-tiba jantungnya berhenti berdegup. Mati gue, jari tangannya menyentuh bon laundry 5asec. Mei segera meraih hand phone-nya. Astaga, miss call dari Ipung, tujuh kali. My God..my God…dohhhh! Kok gue bisa lupa sih. Mati deh gue. Ipung pasti ngamuk. Acaranya dia gimana ya?
Mei lupa untuk mengambil jas yang Ipung titipkan. Jas itu mau dipakai Ipung di acara Press Conference perusahannya. Ipung tidak sempat mengambilnya karena di pagi hingga siang harinya sibuk mempersiapkan diri. Dan itu sudah diperkirakannya, oleh sebab itu ia meminta tolong Mei untuk mengambil dan mengantarnya ke lokasi. “Jangan sampai lupa ya Mei. Itu jas keberuntangan gue,” pinta Ipung sambil mengedipkan matanya.
Ipung gelisah melihat jam tangannya. Tinggal setengah jam jam lagi acara Press Conference akan dimulai. Duh, si Mei kemana lagi? Cuma diminta tolong gitu aja, kagak bisa. Jari jarinya segera mengulangi hal yang sama untuk yang ke tujuh kalinya, memencet nomor Mei. “Telepon gak diangkat lagi. Kenapa lagi ini anak. But, jangan-jangan….,” suasana hati Ipung bertransformasi dari suasana kekesalan yang menyebalkan menjadi perasaan penuh kekhuatiran. Apakah Mei aman-aman saja? Belum muncul dan HP tidak dijawab. Ipung langsung lemas.


Beberapa jam kemudian...


“Halo..Pung..halo,” kata Mei lirih saat ada suara diujung telepon sana.
“Mei…..duhhh, kamu kemana aja sihhhh.,” Ipung menyambar. Ini telepon yang dia tunggu dari tadi.
“Sorry Pung, sori banget, bukan Mei bermaksud….”
“Sssttttttt…Mei kamu gak apa-apa khan?” potong Ipung
“Nggak, Mei gak apa2,”sekarang Mei yang bingung. “Ipung gak marah sama Mei?”
“Aku itu mengkhawatirkan Mei. Gimana bisa marah?”
“Mei gak apa-apa kok. Trus, acara press con kamu gimana?” Mei penasaran
“Udeh selesai. Sukses loh. Tadi, Ipung beli batik aja di mall sebelah. Ternyata pakai batik lebih Indonesia dan wartawan suka banget. Blessing in disguise..Mei,” sambar Ipung riang.
Mei tertegun sendiri. Mei bangga sama Ipung.
Mei segera menuju mobilnya setelah tangannya menemukan kunci dari tas tangannya. Pulang untuk menemui Ipung di rumah.

Sahabat, Ipung tidak marah karena cinta atau karena komitmen terhadap sebuah cita-cita? Mari kita Tanya sama Ipung.

“Saya sebenarnya jengkel sama Mei. Masa dimintain tolong seperti itu aja lupa. Seharusnya dia mengerti betapa pentingnya acara itu buat saya. Dan saya sudah mengingatkannya sebelum berangkat ke kantor tadi pagi. Memang sih tadi dia sedang asik dengan blackberry-nya. Saya sempat berpikir ini tidak akan terjadi jika saya bersama dengan si anu dan si ani. Saya sempat merasa sedikit penyesalan telah memilih dan mencintai Mei.
Tapi untungnya tadi terlintas, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Mei sehingga semuanya jadi berantakan? Sama teman saja saya perhatian. Masa dengan calon istri, saya tidak menaruh perhatian. Saat saya lemas memikirkannya.
Saat lemas saya jadi sempat berdiskusi dengan diri sendiri, apa perlu saya marah ke Mei?
Apakah karena tidak ada jas maka acara press conference saya akan bubar?
Apakah kalau hal ini diributkan dengan menegur Mei dan belum lagi kalau Mei jadi kesal dengan teguran saya, akan membuat saya dan Mei menuju cita-cita kami berdua lebih cepat tercapai ataukah malah menjauhkan kami dari cita-cita kami?
Dan jika di putar balik, 'kesalahan' kecil ini masih tidak seberapa dibanding 'ketidaksalahan' Mei selama ini.
Itulah yang membuat saya mengambil keputusan cepat dengan meminta staff saya untuk membeli batik ukuran saya dengan warna yang saya minta tapi motif saya serahkan kepadanya,” jawab Ipung.

Temukan jawabannya, bukan maksud saya ngerjain Anda tapi mungkin Anda perlu membacanya beberapa kali untuk bisa menemukan apakah cinta atau apakah komitmen, Ipung tidak menganggap kejadian di atas sebagai hal yang perlu diributkan.

Selamat menjalani hubungan yang memiliki visi! 

* Semoga menginspirasi Anda dan mungkin cerita ini bisa digunakan untuk menyindir pasangan Anda (kalau Anda menemukan kesulitan mengkomunikasikannya) ;)

Rabu, 22 September 2010

cinta vs komitmen

cinta di dasari perasaan
komitmen di dasari kesadaran untuk satu pencapaian

cinta adalah perasaan
komitmen adalah kesadaran

perasaan tidak stabil
kesadaran tak diragukan

cinta tidak stabil
komitmen tak pernah ragu terus melangkah maju

perasaan menipu
kesadaran adalah kejujuran

cinta menipu
komitmen adalah kejujuran

cinta tanpa komitmen adalah kehampaan yang sia sia
komitmen dengan cinta adalah pencapaian tujuan

pilih yang mana?

Selasa, 21 September 2010

Family is a corporation

Bagi Anda yang merasa keberatan dengan judul tulisan ini mungkin akan berubah pikiran setelah membaca sharing artikel ini.

Family is a vision, Family is a corporation.
Faktanya, keluarga terdiri dari beberapa manusia (seperti layaknya sebuah organisasi atau perusahaan). Disana ada struktur organisasi, kepala rumah tangga, ibu rumah tangga, anak-anak dan pembantu rumah tangga. Keluarga membutuhkan cash in dan menghasilkan cash out, ada cash flow. Kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga menyusun aturan dalam rumah tangga. Kepala rumah tangga dibantu ibu rumah tangga dan anak-anak (secepatnya di ajak terlibat) menyusun rencana (visi) sekolah, pindah rumah, pesta ulang tahun hingga liburan tahunan.


Indonesian family do not bankrupt, please.

Nah, jika sebuah keluarga bisa dianalogikan sebagai perusahaan. Kita semua akan menemukan dalam artikel-artikel berikutnya bahwa tidak heran ada keluarga yang 'sukses' dan ada keluarga yang 'kurang sukses'. Sama seperti perusahaan, ada yang sukses dan ada yang kurang sukses. Kata yang paling sering Anda dan saya dengar seperti 'mismanagement' atau 'salah urus' sebuah perusahaan menyebabkannya jatuh kedalam kategori kurang sukses. Melihat analogi yang mirip, mungkin Anda setuju kalau keluarga yang kurang sukses disebabkan oleh salah urus. Semakin menarik ya? Mari terus bersama saya menggali lebih dalam dan kita membangun keluarga keluarga sukses di Indonesia!   

Sabtu, 18 September 2010

Hari Minggu hari Tuhan, hari introspeksi setiap pasangan

Dalam kitab Injil dikatakan Tuhan beristirahat pada hari ke 7. Oleh sebab itu pada sistem kalender, ada satu hari dimana memungkinkan manusia bebas melakukan apa saja yang diinginkan.

Introspeksi
Setelah sama-sama sibuk dari hari Senin hingga Jum'at. Saya berani jamin komunikasi Anda yang berpasangan tidak terlalu baik. Bersyukurlah kepada Tuhan dan pencipta sistem kalender karena menyediakan hari Minggu untuk kita, Anda memperbaiki komunikasi. Mengevaluasi kembali tujuan, komitmen dalam menjalani hidup berpasangan bagi yang sudah berada di dalam perakawinan. Tidak harus di rumah atau di luar rumah sambil makan siang atau sekalian perjalanan ke pinggir kota. Suasana baru kadang membantu.

Bagi Anda yang masih ada di luar lingkaran pernikahan. Jadikan hari Minggu untuk menyusun kembali dasar-dasar tujuan dan komitmen Anda.

Have a great week end!

Mengabdikan diri kepada tujuan

Hitler adalah orang yang mengabdikan diri pada tujuan, Yohanes Paulus II adalah oralng yang mengabdikan diri pada tujuan. Hanya saja keduanya berada dikutub yang berbeda, walaupun keduanya menyerahkan hidup untuk tujuan yang mereka yakini kebenaran dan kekuatannya. Hitler berkeyakinan dunia akan lebih baik dibawah satu kekuasaan yaitu bangsanya, ras Aria, dirinya. Sementara Yohanes Paulus II yakin kekuatan cinta kasih dan penghargaan yang tinggi terhadap sesama umat manusia akan menjadikan dunia lebih baik. 

Mengabdikan diri sepenuhnya kepada tujuan kemudian disebut dan dikenal sebagai komitmen.

Hari sore saat Rey mengajak Dewi untuk keluar. Ipung sangat bersemangat dengan 2 tiket 21. "Dewi pasti suka dengan kejutan yang gue kasih. Filmnya seru tapi romantis,"pikir Rey sesaat sebelum menunjukkan tiket itu ke Dewi. Sayangnya, situasi tidak seperti yang Rey bayangkan. Dewi menampik, menolak dan hebatnya dengan cara yang kasar. "Mau kemana sih Rey? Gue lagi males," sergah Dewi sambil melengos. Rey terpaku. Pikirannya terhempas. Jiwanya seperti lepas dari raganya. Reaksinya buruk sekali. Rey membanting pintu mobilnya dan pergi tanpa pamit. Dewi melihat kejadian itu dengan terheran-heran. "Kenapa si Rey? Kok ngambek gitu. Dasar laki-laki, kayak anak kecil," kata Dewi dalam hati.

Ipung berjalan menuju rumah Mei. Siang itu panas banget. Debu-debu beterbang terusik roda kendaraan yang lewat. Penjaga toko geram karena setiap setengah jam harus ngelap show case toko yang mereka jaga. Rumah Mei kelihatan sepi saat Ipung memasuki halaman. Rumah yang sejuk dengan pohon Mangga didepan rumah. "Akhirnya nyampe juga. Whew...what a day. Bumi kok panas kayak gini ya,"pikir Ipung menaiki teras menuju pintu untuk mengetuk. Tok tok tok....tok tok tok....tok tok tok. "Mei...Mei....gue nih Ipung," panggil Ipung. "Tante...permisi....anybody home?" ulang Ipung. Pada kemana nih orang-orang, pikir Ipung yang yakin pasti ada Mei karena dia sudah janjian dan tidak ada nada panggil sms atau telepon dari Mei. Tidak ada pembatalan. Tok tok tok...kali ini lebih keras. "Mei....Mei...." panggil Ipung juga lebih keras. Duhhhh, pada kemana sih, Ipung dalam hati sambil ngelongok-longok dari sela gordyn yang tersingkap. Dari dalam sama sekali tidak ada jawaban, tetap sepi. Ipung putus asa dan merebahkan diri maksudnya untuk menenangkan diri di kursi kayu teras dan pada saat itu dia melihat post it menempel pada meja yang sepertinya jatuh dari kaca teras (karena posisinya yang miring). 
"Pung, sori banget ya. Gue harus pergi nemenin nyokap. Tante gue dateng dan sekarang gue kudu jemput di Cengkareng. Dan karena gue nyetir kayaknya gak bakalan sempet telepon Ipung. Sori ya. Thx. Mei". Ipung meregang. Jantungnya sempat berdegup cepat. Wajahnya terasa hangat. Tangannya gemetar. Emosinya di siang hari bolong menggoda untuk dilampiaskan. Ipung menarik nafas, menghembuskannya tiga empat kali.
Ipung meraih handphone-nya menekan-nekan beberapa huruf yang membentuk kalimat yang diperintahkannya "It's ok Mei. Hati-hati nyetirnya. Kalau sudah free. Call gue ya. Love you babe." 

Dewi yang demikian polos dan naif bertanya-tanya kenapa Rey bisa semarah itu ketika ajakan nontonnya ditolak Dewi. Rey membukukan dendam dan menantikan pembalasan yang lebih menyakitkan.
Ipung mengerti bahwa dia tidak boleh meributkan hal-hal seperti yang dialaminya demi kebersamaannya dengan Mei, demi cita cita membangun hubungan yang sehat dan dinamis serta jika Tuhan mengijinkan ke jenjang pernikahan. Ipung menyadari apa yang dilakukannya adalah latihan akan apa yang sudah mereka tulis bersama, janjikan bersama "no sweat about the smal things in love" - tidak meributkan hal kecil dalam cinta, dalam satu hubungan. Karena memang betul, tidak ada gunanya.

Buat Anda yang sudah menjalani bahtera pernikahan? Apakah Anda masih meributkan hal-hal kecil sehingga Anda merasakan jalan menuju tujuan [membentuk keluarga yang sukses] sangat berliku, berat, tak sampai-sampai? Buat Anda yang belum menikah atau menuju ke gerbang pernikahan, sudahkah Anda bersama pasangan Anda menorehkan komitmen bersama, kalimat-kalimat yang Anda berdua harus latih di sisa waktu saat mengucap janji, kalimat-kalimat yang akan menjaga Anda tetap pada jalur menuju cita-cita setiap pasangan nikah, keluarga yang sukses, bahagia dan sejahtera. 
Buat Anda yang sedang mencari pasangan. Carilah dengan mulai membicarakan tujuan Anda, visualisasikan kesuksesan keluarga macam apa yang akan Anda bangun. Bicarakan, samakan visi dengan calon pasangan Anda. Jika belum bertemu, jangan menyerah untuk menemukannya. Camkan dan renungkan.

Rabu, 15 September 2010

Komitment ... dengan sedikit cinta lebih baik.

Roy terhenyak saat dengan tiba-tiba Dewi mengibaskan lengan dan menatapnya sinis penuh kebencian. "Dia berubah." bisik Roy dalam hati. Sementara itu Dewi mendidih "Orang itu gak pernah berubah, heran gue." Sepasang merpati yang mengikat janji dalam satu mahligai pernikahan sekarang menghadapi kenyataan arti hidup yang sesungguhnya. Perbedaan demi perbedaan, sanggahan demi sanggahan, keluhan demi keluhan, curiga demi curiga, larangan demi larangan, kecemburuan demi kecemburuan. Berpuncak pada rasa benci dan kehilangan rasa dan kata-kata. Dimana perginya sang dewi cinta, amor, love apapun itu namanya ?

Mei terdiam saat Ipung terlambat menjemputnya. "Sory sayang, tapi si Bos bener bener gak bisa ditolak. Papa sudah jalan ke mobil, masih dipanggil untuk ngomongin ide dia. Buset dah," Ipung menyesal. "Gak apa sayang. Kebetulan Mama jadi sempat baca beberapa halaman buku yang lagi mama baca,"sahut Mei, kita makan malam dulu yuk." Ipung bersyukur dalam hati punya pasangan seperti Mei yang pemaaf.

Pertanyaannya apakah Mei adalah wanita pemaaf sementara Dewi tidak ? Apakah Roy memang tidak pernah berubah sementara Ipung mampu berubah setelah hidup perkawinan ?

Coba simak yang satu ini.

Mei menunggu sambil menggerutu.," Duhhhh, Ipung gak pernah berubah deh. Dari dulu telat terus kalo diminta tolong jemput. Padahal khan gak setiap hari gue minta dijemput..hhhhhhh,"

Dewi menyesal setelah secara sembrono mengibaskan tangan Roy dan menduduh Roy tidak pernah berubah, sebenarnya banyak yang berubah pada Roy. Dia sudah tidak pernah nongkrong sama temannya. Tidak banyak lagi teman wanitanya. Dewi terdiam.

Tapi apa kemudian yang terjadi setelah Mei menggerutu. 

Saat melihat mobil Ipung tampak di pintu masuk parkiran. Mei berkata dalam hati "Tidak ada gunanya marah....tidak ada gunanya komplain...tidak ada gunanya menggerutu....Tidak membantu mencapai komitmen...tidak membantu meraihnya". Dan itu digumamkannya berkali-kali hingga saatnya dia bicara menanggapi permintaan maaf Ipung.

Komitmen?

Apasih yang dimaksud komitmen seperti yang dikatakan terus menerus oleh Mei yang nyatanya berhasil membuat malamnya bersama Ipung jadi Indah dan membuat Ipung makin mencintai dan menyayanginya.

Komitmen adalah seperti visi dan misi dalam satu perusahaan. Sepasang pengantin atau calon pengantin sebaiknya menyusun komitmen, visi dan misi bakal pernikahannya. Menetapkan dasar-dasar dan tujuan yang kuat. Komitmen akan menggiring sepasang manusia mengabaikan hal-hal yang tidak produktif dalam mencapai sebuah tujuan, tujuan sebuah pernikahan, tujuan sebuah keluarga.
Bayangkan sebuah perusahaan yang tidak memiliki visi. Berapa lama menurut Anda, sebuah perusahaan mampu bertahan tanpa visi yang kuat. Berapa lama sebuah keluarga mampu bertahan tanpa tujuan dan komitmen dari pelakunya? Seberapa mudah anggotanya menyerah?

Cinta adalah sesuatu yang indah. Tapi cinta bukan milik perseorangan. Cinta milik semua orang dan cinta berhak diberikan atau dicabut dari seseorang. Cinta memberikan keindahan dan kesedihan disaat yang sama. Cinta membangun dan menghancurkan disaat yang sama. Cinta tidak stabil. Cinta datang dan pergi. Mengapa demikian karena cinta adalah manifestasi dari perasaan. Cita dan rasa jiwa yang mempunyai akal budi. Perasaan berubah. Perasaan berganti dan oleh karena ketidak stabilannya cinta, perasaan adalah penipu ulung. Apa akibatnya jika sebuah keluarga hanya mengandalkan cinta, perasaan. Sementara perasaan itu penipu ulung?

Tapi kita semua percaya cinta memberikan rasa. Sehingga sebuah janji nikah yang dibangun berdasarkan visi dan misi (baca: komitmen) yang kuat dan diberi sedikit rasa cinta akan lebih baik tentunya.

Kamis, 09 September 2010

Family Incorporation

Salam kenal,


Dengan ini saya ingin sekali berkontribusi membangun kesuksesan masyarakat Indonesia. Dan saya meyakini masyarakat yang sukses hasil dari kesuksesan banyak keluarga. Oleh sebab itu lewat blog ini saya ingin berbagi sekaligus mendapatkan proses pengayaan atas setiap ide dan cerita saya seputar membangun keluarga yang sukses sehingga bermanfaat buat Anda dan saya.

Demikian pengantar dari saya. Mohon maaf sebelumnya jika ada ketidaksetujuan pada tulisan saya. Pada akhirnya blog ini bukan apa-apa tanpa keikutsertaan Anda memberikan masukan, input, pendapat demi terciptanya masyarakat Indonesia yang mandiri dan produktif.


Hormat saya,
Apoer