Kamis, 22 Agustus 2019

Angin dan Moke Merah

Angin malam ini seperti kemarin berhebus keras. Derunya terdengar resah namun kadang  tertawa bahagia. Orang kampung bertanya akan ada peristiwa apa. Sejak ribuan tahun lalu sudah menjadi kepercayaan bahwa alam selalu memberikan tanda sebelum satu kejadian. Udara dingin juga kembali menyergap tulang rusuk, setelah beberapa hari kemarin pergi.
Seorang ibu paruh baya menarik sarung ikat ke atas hingga menutup kepalanya sambil mengumpat sang suami yang lebih memilih duduk mengitari meja sambil mengangkat seloki moke merah hingga mabuk ketimbang habiskan malam dan memeluknya sampai pagi. Dan hantu bergentayangan merasuki hati yang kosong, pikiran yang hampa, sementara para malaikat menyanyikan lagu pengantar tidur. Anginpun pergi bersama sepi mencari ruang hampa.

Selasa, 24 November 2015

Ketidaksetiaan

Dua hari lalu saya mengikuti misa sore di sebuah gereja terbesar di kota Denpasar. Kotbah selalu menarik perhatian saya karena saya sering membandingkan, jika saya yang ada di podium apa yang akan saya sampaikan. Biasanya saya memberikan score 1 kepada saya dan 0 kepada sang Pastor jika menurut saya ide saya dalam penyampaian lebih baik. Cukup kurang ajar jika didengar oleh orang yang tidak tepat :) Namun sore itu, saya terpaksa menyerah kalah, 0 untuk saya dan 1 untuk Romo Kris, nama sang Pastor. Dalam kotbahnya beliau menyebutkan satu statement yang langsung masuk akal sehat saya, merangsek ke alam semesta saya dan saya sangat menyetujui ide dari statement tersebut. Seperti apa ide yang disampaikan Romo Kris pada kotbahnya mengenai kesetiaan. Begini, katanya ketidaksetiaan itu dikarenakan ketidaksabaran seseorang pada proses sehingga orang tersebut meninggalkan proses itu dan menghindari masalah yang sedang dalam proses.

Hingga hari ini kata tersebut masih terngiang dan sempat beberapa kali saya sampaikan kepada sahabat dan orang yang saya temui. Beberapa orang yang saya sampaikan ide ini, seperti tersengat listrik tengangan rendah (seperti saya). Ini cukup buat saya membuktikan bahwa ide Romo Kris yang disampaikan pada misa harian di satu sore saat matahari meninggalkan siang hari dan sang malam menyapa di kesenyapan senja adalah sebuah ide yang sangat bagus dan layak untuk memenangkan score 1 untuk Romo Kris dan 0 untuk saya.

Jumat, 11 Juli 2014

Tanggung Jawab dan Ketenaran

Pagi ini setelah jogging di seputaran renon yang sepi dibanding biasanya, saya kembali ke kamar dan 'browsing' channel TV. Sebagai orang yang tidak loyal pada satu station TV atau acara TV saya akan berhenti pada acara yang membuat saya bertahan beberapa detik dan tentunya minim iklan. Apa yang menarik pagi ini? Sebuah cerita sinetron India tentang para Dewa, saya menangkap ada percakapan antara Dewa Siwa dan Rajapati yang disebut sebagai putra Brahma. 


Kata-kata yang menghentikan jari-jari tangan saya menekan tombol anak panah pada bagian channel adalah begini, Dewa Siwa berkata-kata 'Membuat bumi menjadi layak untuk di tempati dengan membuat peraturan adalah tugas dan tanggung jawab Rajapati, dan engkau Rajapati sudah mendapatkan ketenaran atas itu. Namun, lihatlah sekitarmu, Matahari yang menyinari, udara yang engkau hirup, Hujan yang menyirami bumi, apakah mereka juga menyatakannya kepada dunia. Aku tidak memberi dan Aku tidak mengambil apapun dari dunia ini. Namun, jika ada tiran yang mengatasnamakan dharma, Aku pasti akan menghancurkannya'. What a strong and at the same time wise statement.

pict courtessy of pangeran229.wordpress.com
Ketidaksetiaan

Dua hari yang lalu saya mengikuti misa sore di satu gereja Katolik besar di kota Denpasar. Dan keputusan saya untuk ikut misa adalah keputusan yang sangat baik untuk saya. Kotbah adalah satu yang selalu menarik buat saya. Jadi kalau orang lain mungkin menanti saat ini untuk mengistirahatkan panca indera alias tidur, saya malah 'bangun' pada saat homili atau kotbah. Kenapa? Karena secara kurang ajar saya selalu beradu ide dengan sang pengkotbah. Saya akan memberikan nilai 1 kepada saya dan 0 kepada pengkotbah jika menurut saya (ego) ide saya lebih menarik dan tepat, mudah di cerna dibanding ide sang pengkotbah.




Sore itu saya terpaksa harus memberikan score 1 - 0 untuk sang pengkotbah. Saya kalah. Bacaan injil sore itu adalah mengenai cerita saat Tuhan memilih para muridnya dan mengutus mereka untuk bekerja untuk Tuhan. Apa yang dilepaskan di bumi akan di lepas di surga dan apa yang diikat di bumi akan di ikat di surga. Kesetiaan menurut versi Tuhan. Ide yang membuat saya tersungkur kalah adalah sebuah ide dari Romo Kris, nama sang pengkotbah mengenai ketidaksetiaan. Romo Kris menyampaikan sore itu bahwa ketidaksetiaan berasal dari ketidaksabaran pada proses sehingga meninggalkan masalah mencari tempat, waktu, suasana baru. Sementara saya, I have idea about loyalty but it is just an ordinary idea about doing fairness, no cheating etc etc. Basicly, I have no idea! Kalah Telak.

Hingga beberapa hari saya masih memikirkan idea ketidaksetiaan tersebut. Bahkan saya sempat membaginya kebeberapa sahabat dan orang yang saya temui. Beberapa dari mereka seperti tersengat listrik saat mendengarnya (seperti saya). Ini membuktikan bahwa ide Romo Kris adalah sebuah ide yang briliant mengandung pencerahan tingkat tinggi (baca : tingkat dewa).


Senin, 18 November 2013

Cinta Chicken Burger

Ipung merogoh kantungnya, mencari beberapa lembar limapuluh ribuan. 'Sekedar memastikan',katanya dalam hati, "daripada malu didepan kasir". Disambut hangat oleh pelayan dibelakang konter 'take away' yang lumayan cantik, Ipung balas tersenyum.
 "Chicken Burger dong, double cheese ya," kata Ipung pasti,"minumnya Es Cincau."
Sontak si pelayan mikir, mau bicara tapi ragu-ragu "Maaf Mas, serius mau pesan es cincau?" tanyanya. "Iyalah Mbak, haus banget nih," jawab Ipung cepat.
 "Tapi, Mas..mmm...kami nggak jual es cincau, gimana kalau di ganti sama es jelly ajah. Lebih ganteng mas kalo makan burger pake jelly ketimbang es cincau," kata si mbak.
"Masak sih gitu? Hmmm...kalo bener. Oke deh, es jelly aja," kata Ipung antara percaya sama enggak.


Sambil duduk menunggu pesananannya datang, pikiran Ipung melayang pada kejadian semalam. Sahabatnya Daniel datang dengan wajah yang nggak karuan, sedikit lusuh banyak kusutnya.
"Kenapa lo Dan? Muka udeh kayak pepes oncom (baca : masih mending pepes oncom enak dimakan)."
"Pusing gue Punk, si Mia (istri Daniel) bilang perkawinan gue sama dia hambar. Emang dia kata Cap Cay apa, pake hambar segala."
"Trus..." kata Ipung penasaran
"Katanya gak seperti dulu, banyak warna, lebih gurih." Daniel tambah murung.
"Mungkin si Mia abis nonton Master Chef kali."
"Becanda lo Punk. Gue lagi sedih nih. Traktir Mie Tek Tek kek, Martabak kek, Apa kek...."
"Eh, bilangin sama si Mia, khan udeh gue bilang dari dulu, perasaan itu menipu, komitment lah yang jalan after marriage. Kalo pake komitment, rasa udeh gak ngaruh lagi. KFC, Mc D dari dulu ya begitu rasanya. Mereka komit, malah kalo rasa berubah bisa pada kabur pelanggannya. Bener gak?"
Daniel manggut-manggut, matanya sudah mulai menunjukkan cahaya - sedikit. Masih belum jelas betul apa dia mengerti maksud Ipung atau pura-pura ngerti.
"Nah, kalau si Mia bilang rasanya jadi hambar. Jangan-jangan elo berdua yang merubah rasanya..."

"Chicken Burger dan Es Jelly-nya, Mas" kata si pelayan membuyarkan bayangan Daniel tadi malam.
"Terima kasih ya, Mbak. Mau tanya boleh ?"
"Boleh Mas, asal gak tanya Pin BB aja." kata si Mbak.
"Ahhh si Mbak bisa aja mentang-mentang bening, pasti banyak yang minta no. BB-nya ya?"
Yang di tanya malah mesem mesem aja.
"Saya mau tanya aja, menurut mbak, rasa Chicken Burger ini sama atau nggak dengan waktu resto ini dibuka dulu?" tanya Ipung penasaran.
"Sama lah, Mas. Resepnya khan itu-itu aja. Pernah sih tempo hari si Bos pingin bikin Burger rasa Jengkol. Tapi gak terlalu laku, banyak yang bilang jengkol nggak enak di buat burger enaknya di buat semur."
" Oh gitu ya. Oke deh, terima kasih ya mbak. Ngomong - ngomong, knapa emang saya nggak boleh minta no BB situ. Mbak nggak suka sama muka saya ya?" tanya Ipung penasaran.
"eeehhh anu mas...eehhh saya gak punya BB." kata si mbak sambil ngeloyor pergi.
Ihhh, si mbak gak usah punya BB kali, Android lah, pikir Ipung sewot.

Masih menikmati Chicken Burger, hape Ipung bunyi minta diangkat.
"Halo.. Iya, Dan...What's up bro?"
Ternyata Daniel yang menghubungi.
"Pung, gue lagi mikirin apa yang lo omongin tadi malam."
Dalam hati Ipung ketawa, tuh bener khan ini anak nggak ngerti.
"Ternyata elo cerdas juga ya, Pung. Setelah gue pikir-pikir, memang gue dan Mia mengurangi resep standard perkawinan."
"Maksud lo..." Ipung sebenernya ngerti arah pembicaraannya tapi pingin tau aja bener gak otaknya si Daniel.
"Iya, Pung. Bini gue itu dulu setiap pagi selalu nyiapin teh panas, makanan untuk di bawa ke toko gue. Belakangan kagak pernah. Pas gue ngomong ke Mia, ternyata doi juga komplain, katanya gue sekarang jarang pijatin dia, traktir makan bakso kesukaan dia."
"Ohhh jadi maksud lo itu ngurangin resep," pinter juga ternyata sahabatnya itu, kata Ipung dalam hati.
"Iya Pung,"
"Ya udah, elo ternyata lebih cerdas dari yang gue bayangkan, Dan. Hahahahaha... sana cari resep aslinya, balik lagi masak yang itu biar gak kusut lagi muka lo." Diujung telephone terdengar suara ngakak puas sebelum terdengar bunyi nada telephone  berakhir

Burger di tangan Ipung sudah ludes dan es jelly juga sudah tinggal esnya aja.
Ipung berdiri dan bersiap meninggalkan resto.
Chicken burger yang enak, semoga kamu tidak merubah resep yang sudah kamu komitmenkan kepadaku ya, harap Ipung dalam hati sambil menuju ke mobilnya.


Selasa, 24 April 2012

Bahagiamu bahagiaku

Kenapa sih orang bahagia? Bagaimana dengan Anda, kapan terakhir Anda merasa bahagia? Saat ini, 10 menit yang lalu, kemarin, 3 (tiga) hari yang lalu, minggu lalu atau malah sudah lupa kapan perasaan bahagia itu menyerang Anda sehingga Anda merasa ada di puncak dunia.

John Maxwell mengatakan bahwa kebahagiaan adalah hak setiap pribadi dan sifatnya pun sangat personal. Siapapun tidak berhak merebut rasa bahagia dari seseorang, dari Anda. Rasa bahagia itu diciptakan bukan tercipta. Kebahagiaan Anda dan Saya se'halal'nya tidak di sebabkan oleh perbuatan orang lain atau kejadian tertentu. Rasa bahagia itu diciptakan secara sengaja oleh Anda untuk Anda sendiri, dari Saya untuk Saya sendiri.

Jadi jika Anda sudah lammmaaaaaaa sekali tidak merasakan sensasi rasa bahagia dan Anda ingin segera merasakannya, berbahagialah sekarang juga. Katakan dengan bersuara " Saya bahagia, saya bahagia, saya bahagia, saya bahagia, saya bahagia..." dan rasakan sensasi kebahagiaan itu menyelimuti seluruh tubuh dan pikiran Anda. Aura Andapun terlihat cerah. Saya sudah bisa melihatnya dari sini :) . Have a happy day!

Indonesia, 25 April 2012


Jumat, 06 April 2012

@IpungPacinko

Ipung membuka BB-nya. Ia ingin mengoptimalisasikan hand set yang belakangan ini menemaninya saat gak ada yang bisa dilakukan. Banyak pula kerjaan komunikasi yang diselesaikan lewat BB-nya. Social Media sebenarnya juga bukan hal baru buatnya. Hanya saja semuanya dilakukan lewat laptopnya instead of smart phone-nya. Malam ini Ipung sedang getol ingin segera memiliki akun twitter. Kenapa? Dimana-mana Ipung melihat @ini, @itu, @siini atau @siitu :). Di televisi, di koran, di billboard bahkan di plastik bungkus tissue toiletnya. So, jadilah malam ini akun twitter Ipung. Buat Anda yang mau jadi follower, tentu Ipung gak akan mengecewakan Anda. Ipung yakin, dengan hadirnya dia di dunia twitter. Ipung akan lebih sering share cerita ceritanya. "Saya akan up date di akun twitter saya, kalau ada share yang penting (baca:menggemaskan) untuk di bagikan,"kata Ipung sambil nyengir dan menunjukkan akun twitternya @IpungPacinko. Have a great day.