Kamis, 04 November 2010

Dik Doang

Saya nyesel cuma nonton 10 menit terakhir Dik Doang di acara Metro TV Kamis malam jam 11am gitu deh. Dik didesak Panji dengan pertanyaan apakah pemerintah bisa di salahkan atas jatuhnya korban akibat bencana. Dik Doang mengungkapkan banyak point bagus kemudian misalnya bencana tidak akan dibilang bencana seandainya manusia tidak bisa mengambil hikmah dari kejadian alam itu, alam akan memperbaiki wajahnya sendiri lewat tsunami, banjir, gempa, letusan gunung. Tugas manusia adalah mencintai alam, tidak menyakitinya, tidak merusaknya, menjaganya karena alam berbicara, alam berdoa, alam menangis, alam tertawa.

Ungkapan penutup yang luar biasa adalah air adalah lambang cinta alam. Saat turun hujan, manusia mengumpat "Sialan hujan, jadi macet deh jalanan." Sang hujan sedih diumpat manusia. Lalu dia bertanya kepada Tuhan "Tuhan, siapa yang manusia umpat itu ku atau Engkau yang menciptakan aku." Lalu Tuhan menjawab "Benar. Manusia mengumpat Aku sebagai penciptamu." Hujan kembali bertanya "Lalu apa yang harus aku lakukan, apa yang akan Kau lakukan?" Tuhan berkata "Aku akan memberi pengertian dan pelajaran dengan memberinya lebih banyak hujan lagi sampai mereka tersadar dan mengambil hikmahnya."
Lalu hujan kembali bertanya "Jika manusia tetap tidak sadar ya Tuhanku." Tuhan berkata "Aku akan memberinya terus dan terus hingga manusia mengerti, sadar dan mengakui bahwa Akulah Tuhan, pencipta alam semesta dan isinya."

Luar biasa ya. Jika seorang istri mengumpat suaminya. Hati - hati dia mengumpat Tuhannya. Jika seorang suami menyumpah dalam hati agar istrinya mendapat celaka. Dia telah menyumpah Tuhannya. Ngeri yaaa...
So suami yang memimpin sebuah family incorporation tentu belajar banyak dari Dik Doang malam ini. Dan istri yang mendampingi sang pemimpin juga segera bisa berintrospeksi oleh karena teguran pernyataan Dik Doang.
Anak-anak yang membenci orang tuanya, urungkan niat kalian. Kalian sedang membenci Tuhan. Dan kita semua tentu tidak mau Tuhan memberi dan terus memberi dengan sabar anugerah dan kebesarannya hingga kita tersadar, bertekuk lutut, mengatupkan tangan, menutup mata, membesarkan hati dan meneteskan air mata hati bersyukur atas keluarga yang diberikan kepada kita untuk kita jaga dan bangun hingga sukses dimata Tuhan dan sesama.

Terima kasih lagi kepada Dik Doang dan selamat malam buat semua. Jangan lupa ya, kita sama-sama berdoa, bersyukur atas apapun yang kita alami, mungkin ada diantara kita yang sedang mengalami perasaan yang hancur akibat ulah pasangan, ulah anak-anak, tekanan ekonomi ... jangan mengumpat, bersyukur dan mohon kekuatan Tuhan karena segala sesuatu diciptakan olehNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar