Ada seorang yang saya kenal sekaligus saya kasihani. Ia memiliki pernyataan yang sangat dikenal oleh koleganya "Don't Trust Anyone". Itu menyebabkan ia selalu ingin melakukan segalanya sendiri. Apabila ia meminta tolong orang lain melakukannya, ia akan mengeceknya...kalau perlu setiap 10 menit untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan benar sesuai dengan keinginannya. Tebak apa hasilnya?
Pernyataannya negative biasanya juga akan menimbulkan pernyataan negative lainnya. Adalah seorang sahabatnya yang juga sahabat saya berucap dengan entengnya kepada saya "Gue mah kagak ambil pusing, kalo nilai yang dia anut begitu ya gue juga boleh dong ngomong ," If you don't trust me, so why do i have to trust you" - "Jika Anda tidak mempercayai saya, jadi mengapa saya harus mempercayai Anda".
Jika hal ini terjadi dalam satu perusahaan dan kalimat "Don't Trust Anyone" keluar dari pemimpin tertinggi atau bahkan pemilik perusahaan, kalimat sahabat saya yang bisa dianalogikan kalimat seorang profesional/ karyawan didalam organisasinya mungkin akan menjadi sebagai berikut " Jika Anda tidak mempercayai saya untuk menjalankan perusahaan ini, maka mengapa saya harus mempercayakan masa depan saya kepada Anda." Waduh...
Dalam membangun sebuah keluarga, urusan "trust" ini setali tiga uang. Suami yang tidak memberikan kepercayaan kepada Istri, cepat atau lambat akan menuai 'gulungan tikar', demikian juga berlaku sebaliknya. Ketidak percayaan akan membuat semua yang direncanakan, dikerjakan, diimpikan menjadi sia-sia. Percaya kepada pasangan, menurut saya sama seperti kepercayaan seorang anak kecil kepada orang tuanya. Mereka hanya bertanya tapi tidak pernah mempertanyakan apa yang dilakukan kedua orang tuanya, arah kemana mereka pergi, sekolah yang dipilih orang tuanya, pakaian, makanan, minuman hingga larangan yang terucap dari mulut orang tuanya.
"Jika pada saat ini Anda sedang mengalami krisis kepercayaan. Itu wajar."
Percaya kepada pasangan, seharusnya berlaku hal yang sama. Anda khan tidak bisa mengikutinya sepanjang hari. Anda tidak bisa memantau bagaimana pasangan Anda bergaul, bercanda dengan sahabatnya. Mungkin Anda mulai tergoda untuk membuka handphone pasangan Anda untuk mendapatkan informasi sedikit mengenai 'sepak terjang' pasangan Anda. Anda mulai bertanya-tanya pada teman Anda atau teman pasangan Anda. Saya harus ingatkan bahwa hal seperti itu tidak dilakukan oleh anak-anak Anda saat Anda memilihkan sekolah untuk mereka, membelikan baju untuk mereka, meminta mereka berdoa sesuai dengan apa yang Anda yakini, makan apa yang Anda anjurkan. Dan Anda tentu ingin anak Anda percaya kepada Anda karena Anda hanya ingin melakukan yang terbaik untuk mereka. Demikian juga menurut Saya, pasangan Anda ingin Anda mempercayai mereka karena menurut mereka apa yang mereka lakukan adalah untuk Anda dan keluarga. Kalau tidak percaya (krisis kepercayaan kepada penulis :P), coba tanyakan sekarang juga kepada pasangan Anda.
Jika pada saat ini Anda sedang mengalami krisis kepercayaan. Mungkin pasangan Anda tidak sekedar bertanya, tapi dia sudah mulai mempertanyakan segala hal Anda lakukan. Kabar baiknya, itu adalah hal paling wajar yang harus Anda lewati. Anda tidak sendirian. Semua pasangan pasti mengalami masa-masa buruk itu. Kuncinya adalah segera atasi, mulai dari diri Anda. Jika pasangan Anda tidak mempercayai Anda, tunjukkan bahwa Anda bisa dipercaya dan percayai dia tanpa alasan dan pamrih. Berdoa untuk Dia dan untuk Anda.
Alih-alih memiliki sikap 'Don't trust anyone' sebaiknya kita mengubah MIND SET dengan menggunakan ungkapan berikut :" I trust you to make you trust me." Saya percaya kepadamu supaya kamu percaya kepada Saya. Atau 'I trust you because you trust me' Saya percaya Anda karena Anda percaya Saya'.
Mana yang lebih baik... itu terserah Anda dan mulai sekarang mari kita mulai sikap untuk mendapat kepercayaan seseorang, kita harus memulai dengan mempercayai seseorang. Have a great week end!
*seperti yang selalu saya sarankan : gunakan tulisan ini untuk menyampaikan pesan Anda kepada pasangan Anda. It's free! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar