Seorang sahabat mengalami kemuraman mendalam. Sahabatku merasa pasangannya tidak mengerti dirinya. Betapa sahabatku ini mencintai sang pasangan. Berkali-kali kesempatan telah diberikan. Berkali-kali penjelasan telah diberikan. Berkali-kali janji telah dilontarkan. Berkali-kali komitmen telah dibuat. STOP. Saya harus hentikan disini. Komitmen yang dilanggar adalah bukan komitmen. Komitmen harus diperjuangkan dan seluruh hidup diserahkan pada komitmen. Komitmen yang dilanggar telah turun kualitasnya menjadi hanya sebatas kata-kata.
Kembali kepada sahabatku. Apa yang terjadi pada sahabatku dan pasangannya pernah terjadi pada setiap kita khan? Aku katakan kepada sahabatku, Anda tidak sendirian. Membangun hubungan adalah proses bukan tujuan akhir. Dan menjaga cinta sendiri dan pasangan ada caranya karena yang kita hadapi adalah manusia, makluk kompleks ciptaan Tuhan yang luar biasa. Jadi teringat sebuah analogi....
Menjaga sang cinta
Menjaga cinta seperti menjaga air dalam telapak tangan kita.
Jika kita merasa sangat membutuhkan air itu dan ingin menjaganya, cara paling tepat adalah dengan memberikan ruang, tempat, menjadi wadah bagi sang air. Merapatkan jari - jari, merapatkan hati kita sendiri untuk percaya sepenuhnya pada sang air untuk tidak meninggalkannya.
Sebaliknya 'kepanikan' atau 'ketakutan' akan kehilangan sang air dengan menggenggamnya erat, meremasnya dengan gairah tidak biasa justru akan membuat kehilangan sang air. Ia akan tumpah kemana-mana, pergi. Dan pada saat haus, tidak ada air lagi untuk melepas dahaga atau bahkan sekedar membasuh bibir dan jiwa yang kering.
Saya katakan kepada sahabat saya. Nikmati prosesnya, ciptakan ruang dan waktu...bukan hanya untuk pasangannya tapi juga buat sahabatku. Sebuah hubungan atau relationship harusnya bukan menjadi beban tapi harus dirasakan sebagai satu anugerah. Karena itu sebuah anugerah, tergantung bagaimana kita 'mengelolanya' dan mensyukurinya. Mudah diucapkan tidak mudah dilakukan bukan? Tanyakan pada hati yang paling dalam mengenai kebenaran ungkapan itu.
Sahabat, membangun hubungan, membangun komitmen adalah proses. Jika pasangan Anda tidak bisa menikmatinya, mulailah dengan Anda yang menikmatinya. Iringi dengan doa dan lihat hasilnya. Anda akan terkejut gembira melihat jerih payah Anda. Berikan ruang dan waktu kepada hubungan Anda, pasangan Anda, berikan wadah bagi dalam hati, pikiran dan tindakan Anda. Sekali lagi lebih mudah mengatakannya ketimbang melakukannya. Tapi setidaknya layak untuk di coba.
Sumber : gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar