Angin dan Moke Merah
Seorang ibu paruh baya menarik sarung ikat ke atas hingga menutup kepalanya sambil mengumpat sang suami yang lebih memilih duduk mengitari meja sambil mengangkat seloki moke merah hingga mabuk ketimbang habiskan malam dan memeluknya sampai pagi. Dan hantu bergentayangan merasuki hati yang kosong, pikiran yang hampa, sementara para malaikat menyanyikan lagu pengantar tidur. Anginpun pergi bersama sepi mencari ruang hampa.