Cinta Chicken Burger
Ipung merogoh kantungnya, mencari beberapa lembar limapuluh ribuan. 'Sekedar memastikan',katanya dalam hati, "daripada malu didepan kasir". Disambut hangat oleh pelayan dibelakang konter 'take away' yang lumayan cantik, Ipung balas tersenyum.
"Chicken Burger dong, double cheese ya," kata Ipung pasti,"minumnya Es Cincau."
Sontak si pelayan mikir, mau bicara tapi ragu-ragu "Maaf Mas, serius mau pesan es cincau?" tanyanya. "Iyalah Mbak, haus banget nih," jawab Ipung cepat.
"Tapi, Mas..mmm...kami nggak jual es cincau, gimana kalau di ganti sama es jelly ajah. Lebih ganteng mas kalo makan burger pake jelly ketimbang es cincau," kata si mbak.
"Masak sih gitu? Hmmm...kalo bener. Oke deh, es jelly aja," kata Ipung antara percaya sama enggak.
Sambil duduk menunggu pesananannya datang, pikiran Ipung melayang pada kejadian semalam. Sahabatnya Daniel datang dengan wajah yang nggak karuan, sedikit lusuh banyak kusutnya.
"Kenapa lo Dan? Muka udeh kayak pepes oncom (baca : masih mending pepes oncom enak dimakan)."
"Pusing gue Punk, si Mia (istri Daniel) bilang perkawinan gue sama dia hambar. Emang dia kata Cap Cay apa, pake hambar segala."
"Trus..." kata Ipung penasaran
"Katanya gak seperti dulu, banyak warna, lebih gurih." Daniel tambah murung.
"Mungkin si Mia abis nonton Master Chef kali."
"Becanda lo Punk. Gue lagi sedih nih. Traktir Mie Tek Tek kek, Martabak kek, Apa kek...."
"Eh, bilangin sama si Mia, khan udeh gue bilang dari dulu, perasaan itu menipu, komitment lah yang jalan after marriage. Kalo pake komitment, rasa udeh gak ngaruh lagi. KFC, Mc D dari dulu ya begitu rasanya. Mereka komit, malah kalo rasa berubah bisa pada kabur pelanggannya. Bener gak?"
Daniel manggut-manggut, matanya sudah mulai menunjukkan cahaya - sedikit. Masih belum jelas betul apa dia mengerti maksud Ipung atau pura-pura ngerti.
"Nah, kalau si Mia bilang rasanya jadi hambar. Jangan-jangan elo berdua yang merubah rasanya..."
"Chicken Burger dan Es Jelly-nya, Mas" kata si pelayan membuyarkan bayangan Daniel tadi malam.
"Terima kasih ya, Mbak. Mau tanya boleh ?"
"Boleh Mas, asal gak tanya Pin BB aja." kata si Mbak.
"Ahhh si Mbak bisa aja mentang-mentang bening, pasti banyak yang minta no. BB-nya ya?"
Yang di tanya malah mesem mesem aja.
"Saya mau tanya aja, menurut mbak, rasa Chicken Burger ini sama atau nggak dengan waktu resto ini dibuka dulu?" tanya Ipung penasaran.
"Sama lah, Mas. Resepnya khan itu-itu aja. Pernah sih tempo hari si Bos pingin bikin Burger rasa Jengkol. Tapi gak terlalu laku, banyak yang bilang jengkol nggak enak di buat burger enaknya di buat semur."
" Oh gitu ya. Oke deh, terima kasih ya mbak. Ngomong - ngomong, knapa emang saya nggak boleh minta no BB situ. Mbak nggak suka sama muka saya ya?" tanya Ipung penasaran.
"eeehhh anu mas...eehhh saya gak punya BB." kata si mbak sambil ngeloyor pergi.
Ihhh, si mbak gak usah punya BB kali, Android lah, pikir Ipung sewot.
Masih menikmati Chicken Burger, hape Ipung bunyi minta diangkat.
"Halo.. Iya, Dan...What's up bro?"
Ternyata Daniel yang menghubungi.
"Pung, gue lagi mikirin apa yang lo omongin tadi malam."
Dalam hati Ipung ketawa, tuh bener khan ini anak nggak ngerti.
"Ternyata elo cerdas juga ya, Pung. Setelah gue pikir-pikir, memang gue dan Mia mengurangi resep standard perkawinan."
"Maksud lo..." Ipung sebenernya ngerti arah pembicaraannya tapi pingin tau aja bener gak otaknya si Daniel.
"Iya, Pung. Bini gue itu dulu setiap pagi selalu nyiapin teh panas, makanan untuk di bawa ke toko gue. Belakangan kagak pernah. Pas gue ngomong ke Mia, ternyata doi juga komplain, katanya gue sekarang jarang pijatin dia, traktir makan bakso kesukaan dia."
"Ohhh jadi maksud lo itu ngurangin resep," pinter juga ternyata sahabatnya itu, kata Ipung dalam hati.
"Iya Pung,"
"Ya udah, elo ternyata lebih cerdas dari yang gue bayangkan, Dan. Hahahahaha... sana cari resep aslinya, balik lagi masak yang itu biar gak kusut lagi muka lo." Diujung telephone terdengar suara ngakak puas sebelum terdengar bunyi nada telephone berakhir
Burger di tangan Ipung sudah ludes dan es jelly juga sudah tinggal esnya aja.
Ipung berdiri dan bersiap meninggalkan resto.
Chicken burger yang enak, semoga kamu tidak merubah resep yang sudah kamu komitmenkan kepadaku ya, harap Ipung dalam hati sambil menuju ke mobilnya.